First picture of 'secret' 15-year-old daughter of wealthy British expat who plunged to her death from £7.5million Hong Kong flat
A British businessman and his partner were arrested in Hong Kong yesterday after their 15-year-old daughter fell to her death from their £7.5million apartment.
Nick Cousins, 57, and Grace Garcia Cousins, 53, were held over alleged 'ill treatment' of their child after it emerged that her birth, and that of her 14-year-old sister, were never registered and they did not attend school.
The couple were also being questioned by police over claims that Filipino Mrs Cousins had overstayed her visa.
Mr Cousins, originally from Thurrock, Essex, is managing director of the Hong Kong arm of international insurance broking firm Jardine Lloyd Thompson, and has worked for the firm in Asia for more than 20 years.
There were claims last night that Mrs Cousins had originally moved to Hong Kong from the Philippines in the 1990s and worked as a domestic helper before becoming the partner of Mr Cousins. It is unclear whether they had married, although she uses his surname.
It is believed the couple had been watching television in the family's home on the 21st floor of one of Hong Kong's most luxurious apartment buildings before Blanca's mother found her daughter was locked in a bathroom shortly before 2am.
Blanca fell to her death from a window just before dawn. Paramedics declared her dead at the foot of the building in Repulse Bay.
Police sources claimed while no suicide note had been found they were aware the girl had been 'unhappy' in recent weeks.
The girl's father has been named as Nick Cousins (pictured) the managing director of insurance broker Jardine Lloyd Thompson's Hong Kong office
+7
Blanca – who was known as Blancs – was due to celebrate her 16th birthday in July.
She was a member of the Hong Kong Pony Club and was understood to have been educated at a private tuition centre along with her younger sister.
School attendance is mandatory in Hong Kong, but a more relaxed approach is taken with expatriate residents and some 'home school' their children without official permission. However, not having their births registered meant the girls would not have been able to get either compulsory identity cards or passports to pass through the territory's strictly controlled borders, which suggests they spent their entire lives in Hong Kong.
Last night, one expat who knows Mr Cousins described the family as 'down to earth and decent'. He added: 'He isn't a Hooray Henry at all, like so many of the expats in top jobs in Hong Kong. He's more of an Essex-boy type who worked his way up the corporate ladder and is just very bright and very good at what he does.'
Both of the Cousins girls appeared to have a wide circle of friends among the city's well-to-do expatriate community. Carla Cousins – Blanca's younger sister – recently posted pictures on Facebook revealing that her father had a company box at last month's Hong Kong Sevens rugby tournament and invited friends to join her at the event.
The 21-storey apartment block is one of the city's most prestigious addresses, with four-bedroom apartments selling for £7.5million each while they rent for £8,000 a month.
A police source last night said: 'Initial investigations showed there were no suspicious circumstances and [Blanca] was suspected to have fallen from a height.
'We arrested a 53-year-old Filipino female for overstaying and a 58-year-old British male for aiding and abetting an overstayer.
I did see them out and about as a family in Repulse Bay at weekends. No one suspected they weren't married
'Both have also been arrested for suspected ill treatment of the girl. Our investigations indicate the girl was unhappy with her life.'
Last night a spokesman for the Jardine Lloyd Thompson Group said: 'We can confirm that our colleague Nick Cousins, the managing director of our Hong Kong office, has suffered the loss of his eldest daughter in tragic circumstances. We are giving Nick our full support through this difficult time and he will be on compassionate leave until further notice.
'We are aware that the authorities are investigating a number of matters that have come to light in the wake of this tragic event. As these are private matters, it would not be appropriate for us to comment further.
'Our thoughts are with Nick and his family.'
Mrs Cousins was last night still being questioned over allegedly overstaying her original visa while Mr Cousins was released on bail.

BANTUL, KOMPAS.com — Jualan jamu gendong keliling mungkin bukanlah pekerjaan yang menjadi idaman bagi sebagian besar remaja masa sekarang. Namun, apa yang dilakukan Sutriyani (23) ini seolah mendobrak pandangan tersebut. Ia mampu membuktikan, sepanjang usaha itu halal, maka berjualan jamu pun bukanlah pekerjaan yang "haram" bagi anak muda. Padahal, Sutriyani merupakan seorang sarjana lulusan Pendidikan Fisika Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) Yogyakarta yang lulus dengan IPK 3,49. Ditemui ketika sedang menjual jamu di perempatan Jodog, Bantul, Sutriyani yang baru wisuda pada Desember 2014 ini mengaku sering mendengar cibiran mengenai statusnya sebagai seorang sarjana, tetapi hanya jadi penjual jamu. Namun, hal tersebut tidak menyurutkan semangatnya dalam bekerja. "Aku jadi sarjana juga karena ibuku jualan jamu, jadi kenapa harus malu," ungkapnya. Ibu dari Sutriyani, Nyonya Tukilah, memang penjual jamu keliling, sedangkan ayah Sutriyani, Ponijan, yang dulu bekerja sebagai tukang becak, sudah meninggal beberapa bulan yang lalu. Sepeninggal ayahnya, kini hanya Sutriyani dan ibunya yang tinggal di rumahnya yang sederhana di Dusun Samen RT 1, Sumbermulyo, Bambanglipuro, Bantul. Jadi guru Meski lahir dari keluarga yang kurang mampu, Sutriyani tergolong gadis yang cerdas serta berkemauan untuk meraih pendidikan setinggi-tingginya. Menurut Tukilah, Sutriyani sering mendapat beasiswa saat duduk di bangku sekolah. Bahkan, setelah lulus dari SMKN 1 Sewon, Bantul, jurusan Tata Boga, Sutriyani bukan langsung mencari kerja, melainkan ingin melanjutkan pendidikan dengan jalur beasiswa Bidik Misi. "Saya mendengar rencananya mau kuliah. Sebenarnya mikir, beli bensin saja kesulitan, tetapi dia tetap membesarkan hati saya agar merelakannya kuliah," ujarnya. Setelah lulus dari bangku kuliah, jatuh bangun dialami Sutriyani ketika terjun di dunia kerja. Sutriyani sempat menjadi tenaga honorer lepas di salah satu instansi, menjaga kantin, hingga berjualan nasi goreng. Namun, semua pekerjaan itu belum membuatnya nyaman. Sutriyani juga merasa, sistem yang ada kurang bisa membuatnya menembus dunia kerja sesuai latar belakang pendidikannya, yaitu Pendidikan Fisika. "Belum kepikiran jadi guru. Kalau enggak ada orang yang bawa, sulit juga," keluhnya. Merasakan sulitnya mendapat pekerjaan yang cocok, Sutriyani terpikir untuk meneruskan usaha jual jamu yang selama ini digeluti ibunya. Jual jamu Terhitung mulai bulan Februari 2015, dengan didukung ibunya, Sutriyani memberanikan diri menjadi penjual jamu dengan menaiki sepeda onthel seperti yang dilakukan ibunya. Baru sekitar seminggu ini Sutriyani akhirnya menggunakan sepeda motor untuk menjajakan jamunya. Ia mulai bekerja menjual jamunya dari pagi sekitar pukul 09.00 WIB hingga tengah hari untuk beristirahat. Setelah itu ia kembali berkeliling dari pukul 13.00 WIB hingga pukul 20.00 WIB. Sutriyani berkeliling menjual jamu di wilayah Bantul bagian barat hingga ke Pajangan. Tak hanya menjual jamu, tiap hari Sutriyani juga masih memberikan bimbingan belajar kepada beberapa anak pelanggannya dan adik temannya. "Sebenarnya sudah ada banyak yang minta saya ngelesin anaknya, tetapi saya masih sulit bagi waktunya," ujarnya. Setelah sekitar sebulan lebih menjalani pekerjaannya sebagai penjual jamu keliling, Sutriyani mengaku lebih bisa menikmati pekerjaannya yang sekarang. "Pekerjaan kan hanya media mendapat penghasilan. Mengenai penghasilan yang didapat, itu sudah digariskan Yang Kuasa, jadi saya santai saja," ungkapnya. Pertahankan tradisi Tak sekadar berjualan jamu, Sutriyani juga tetap bangga mempertahankan proses pembuatan jamu secara tradisional yang dipelajari dari ibunya. Sutriyani juga menolak anggapan jamu sekarang sudah ketinggalan zaman. "Zaman sekarang malah zamannya orang minum jamu karena sudah mulai banyak makanan instan. Bagaimana caranya bahan kimia dalam tubuh bisa berkurang? Ya minum jamu, bukan minum obat," ujarnya. Mengenai rencana hidupnya ke depan, Sutriyani mengaku masih punya banyak harapan yang ingin diraih. Sutriyani ingin usaha jualan jamunya menjadi bisnis yang bisa berkembang. "Ke depan ingin punya kios jamu, jadi tidak perlu keliling lagi," terangnya. Meski begitu, Sutriyani tidak menutup kemungkinan jika bisa mendapat pekerjaan sesuai latar belakangnya. Bahkan Sutriyani pun mengungkapkan masih punya niat melanjutkan pendidikan hingga pascasarjana jika ada beasiswa. "Kalau bisa, semua bisa berjalan beriringan," imbuhnya. (Anas Apriyadi)
Kisah Teladan Islami kali ini akan membagi tentang Si Tukang Batu Yang Di Cium Rasulullah . Diriwayatkan pada saat itu Rasulullah baru tiba dari Tabuk, peperangan dengan bangsa Romawi yang kerap menebar ancaman pada kaum muslimin. Banyak sahabat yang ikut beserta Nabi dalam peperangan ini. Tidak ada yang tertinggal kecuali orang-orang yang berhalangan dan ada uzur.
Saat mendekati kota Madinah, di salah satu sudut jalan, Rasulullah berjumpa dengan seorang tukang batu. Ketika itu Rasulullah melihat tangan buruh tukang batu tersebut melepuh, kulitnya merah kehitam-hitaman seperti terpanggang matahari.
Sang manusia Agung itupun bertanya, “Kenapa tanganmu kasar sekali?”
Si tukang batu menjawab, “Ya Rasulullah, pekerjaan saya ini membelah batu setiap hari, dan belahan batu itu saya jual ke pasar, lalu hasilnya saya gunakan untuk memberi nafkah keluarga saya, karena itulah tangan saya kasar.”
Rasulullah adalah manusia paling mulia, tetapi orang yang paling mulia tersebut begitu melihat tangan si tukang batu yang kasar karena mencari nafkah yang halal, Rasul pun menggenggam tangan itu, dan menciumnya seraya bersabda,
“Hadzihi yadun la tamatsaha narun abada”, ‘inilah tangan yang tidak akan pernah disentuh oleh api neraka selama-lamanya’.
* Rasulullahl tidak pernah mencium tangan para Pemimpin Quraisy, tangan para Pemimpin Khabilah, Raja atau siapapun. Sejarah mencatat hanya putrinya Fatimah Az Zahra dan tukang batu itulah yang pernah dicium oleh Rasulullah. Padahal tangan tukang batu yang dicium oleh Rasulullah justru tangan yang telapaknya melepuh dan kasar, kapalan, karena membelah batu dan karena kerja keras.
Suatu ketika seorang laki-laki melintas di hadapan Rasulullah. Orang itu di kenal sebagai pekerja yang giat dan tangkas. Para sahabat kemudian berkata, “Wahai Rasulullah, andai bekerja seperti dilakukan orang itu dapat digolongkan jihad di jalan Allah (Fi sabilillah), maka alangkah baiknya.” Mendengar itu Rasul pun menjawab, “Kalau ia bekerja untuk menghidupi anak-anaknya yang masih kecil, maka itu fi sabilillah; kalau ia bekerja untuk menghidupi kedua orang tuanya yang sudah lanjut usia, maka itu fi sabilillah; kalau ia bekerja untuk kepentingan dirinya sendiri agar tidak meminta-minta, maka itu fi sabilillah.” (HR Thabrani)
* Orang-orang yang pasif dan malas bekerja, sesungguhnya tidak menyadari bahwa mereka telah kehilangan sebagian dari harga dirinya, yang lebih jauh mengakibatkan kehidupannya menjadi mundur. Rasulullah amat prihatin terhadap para pemalas.
”Maka apabila telah dilaksanakan shalat, bertebaranlah kam di muka bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung”. (QS. Al-Jumu’ah 10)
”Dan Allah menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan, supaya kamu menjalani jalan-jalan yang luas di bumi ini”. (QS Nuh19-20)
* ”Siapa saja pada malam hari bersusah payah dalam mencari rejeki yang halal, malam itu ia diampuni”. (HR. Ibnu Asakir dari Anas)
”Siapa saja pada sore hari bersusah payah dalam bekerja, maka sore itu ia diampuni”. (HR. Thabrani dan lbnu Abbas)
”Tidak ada yang lebih baik bagi seseorang yang makan sesuatu makanan, selain makanan dari hasil usahanya. Dan sesungguhnya Nabiyullah Daud, selalu makan dan hasil usahanya”. (HR. Bukhari)
”Sesungguhnya di antara dosa-dosa itu, ada yang tidak dapat terhapus dengan puasa dan shalat”. Maka para sahabat pun bertanya: “Apakah yang dapat menghapusnya, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: ”Bersusah payah dalam mencari nafkah.” (HR. Bukhari)
”Barangsiapa yang bekerja keras mencari nafkah untuk keluarganya, maka sama dengan pejuang dijaIan Allah ‘Azza Wa Jalla”. (HR. Ahmad)
Demikian lah sebagan kecil tentang kisah teladan islami agar kita semakin tahu dan semakin giat dalam mencari rizki allah yang halal dan berkah.
kisah hidup
"Cancer" Turn away, If you could get me a drink Of water 'cause my lips are chapped and faded Call my aunt Marie Help her gather all my things And bury me in all my favorite colors, My sisters and my brothers, still, I will not kiss you, 'Cause the hardest part of this is leaving you. Now turn away, 'Cause I'm awful just to see 'Cause all my hairs abandoned all my body, Oh, my agony, Know that I will never marry, Baby, I'm just soggy from the chemo But counting down the days to go It just ain't living And I just hope you know That if you say (if you say) Goodbye today (goodbye today) I'd ask you to be true (cause I'd ask you to be true) 'Cause the hardest part of this is leaving you 'Cause the hardest part of this is leaving you
"Cancer" Turn away, If you could get me a drink Of water 'cause my lips are chapped and faded Call my aunt Marie Help her gather all my things And bury me in all my favorite colors, My sisters and my brothers, still, I will not kiss you, 'Cause the hardest part of this is leaving you. Now turn away, 'Cause I'm awful just to see 'Cause all my hairs abandoned all my body, Oh, my agony, Know that I will never marry, Baby, I'm just soggy from the chemo But counting down the days to go It just ain't living And I just hope you know That if you say (if you say) Goodbye today (goodbye today) I'd ask you to be true (cause I'd ask you to be true) 'Cause the hardest part of this is leaving you 'Cause the hardest part of this is leaving you
Jenis sapu - Siapa sih yang suka dengan kondisi rumah yang kotor dan berdebu? Lantai yang berdebu dan kotor juga akan sangat berpengaruh pada kesehatan penghuninya. Oleh karena itu, segera luangkan waktu hari ini untuk mengambil alat kebersihan rumah tangga dan memulai kegiatan bersih-bersih.
Alat pembersih utama yang akan sangat membantu aktivitas ini adalah sapu. Secara umum, sapu dibagi ke dalam tiga jenis yakni sapu dorong, sapu sintetis, dan sapu jagung. Apa beda ketiga sapu ini dan bagaimana karakteristiknya? Temukan jawabannya di bawah ini:
Sapu dorong
Apakah Anda pernah mengamati bentuk sapu yang berbeda-beda? Bentuk dan jenis sapu dibuat berbeda karena disesuaikan dengan fungsinya dan objek yang akan dibersihkan. Jenis sapu ini sangat cocok untuk membersihkan bagian luar rumah dan garasi.
Sapu ini mempunyai penampang yang luas pada bagian bawahnya sehingga jumlah bulu sapunya lebih banyak dibandingkan sapu lainnya. Luasnya penampang bulu sapu pada sapu dorong membuat alat pembersih ini mampu membersihkan ruangan dengan cepat. Sapu dorong juga ada yang dilengkapi dengan sensor sehingga mampu melacak kotoran pada celah paling kecil sekalipun.
Sapu sintetis
Sapu sintetis adalah alat pembersih yang paling cocok untuk membersihkan bagian dalam rumah. Jenis sapu terbaik ini dibuat dari polipropilen yang memiliki struktur agak kaku sehingga sangat sempurna digunakan di area yang kering maupun basah.
Jenis sapu ini juga memiliki keunggulan dapat membersihkan lantai yang berminyak serta tidak mudah rusak saat terkena air atau cairan lainnya. Menariknya, alat pembersih rumah tangga tersebut pun sangat cocok untuk membersihkan karpet, keset, atau tempat-tempat lain yang memiliki tekstur kasar dan agak susah dibersihkan.
Sapu jagung
Sapu yang satu ini adalah jenis yang paling awet digunakan sebagai alat pembersih. Gagang sapu jagung terbuat dari bahan alami dan tahan lama seperti bambu. Bulu sapu jagung pada umumnya memiliki struktur yang lebih kaku jika dibandingkan dengan sapu sintetis polipropilen sehingga sesuai untuk membersihkan sampah yang ada di dapur.
Akan tetapi, jika jenis sapu ini terkena minyak, bulu sapu akan menjadi lebih lentur dan berubah lebih lembut ketika digunakan. Alat pembersih rumah tangga ini juga tidak perlu dicuci setelah digunakan karena kontak dengan air akan merusak tekstur bulunya dan membuatnya tidak tahan lama. Simpanlah sapu jagung di tempat yang kering dan terhindar dari percikan air hujan.
Itulah ulasan singkat dan menarik tentang ragam jenis sapu sebagai alat kebersihan rumah tangga. Penggunaan sapu yang tepat akan membantu Anda menyelesaikan aktivitas bersih-bersih rumah dalam waktu yang cepat. Dan jangan lupa, setelah disapu lantai rumah juga perlu dipel secara rutin supaya kebersihannya lebih maksimal.
when i grow up.My dream is to go to england. there is not one specific reason to explain this desire, but rather a collection of things that draw my specific attention to england. I want to experience the england cuisine,the art,the fashion,the architecture,and everything england has to offer.
i am super excited to be going on this trip. i have been trying to save all my money for this trip and i have such a love for england i decided to take english. i have currently studied english.
to be come true,you have to work harder. That's why I'm working hard right now
and i am like barclays primier league.Arsenal football team in my favorite
I want to visit Emirates Stadium oneday to see arsenal play
But now dream fading because i am not a lot money to go
if there employer buy me ticket to england
not problem Take a Lower Salary because i am looking job also in england
provided that Stay to england
I didn't want to die without learning English as I felt I always wanted to have an international life
i am a bit english I'm not sure you cannot grasping what i trying to explain